Kamis, 13 September 2012

sepotong cerita tentang LDR

Setiap mereka yang menjalani hubungan percintaan, pasti deh akan merasakan yang namanya LDR /Long Distance Relationship. Ada juga sih yang memplesetkan anonim LDR menjadi sedikit lebay, dimana LDR disini menjadi singkatan dari "Letih Dirundung Rindu".
Tapi tidak salah juga sih yaa... Dimana-mana, jauh dari pasangan itu ya emang iya, emang begitu *bukan mamah dedeh* pasti rasa rindu yang menguasai hajat hidup kita...

LDR juga tidak mesti untuk selamanya. Buat yang pada dasarnya hidup dan tinggal se kota, bahkan satu RT, LDR juga bisa saja terjadi, misalnya, salah satu harus pulang kampung untuk menjenguk nenek yang sakit *jadi kayak cerita anak TK ya*. Bahkan yang sudah hidup serumah pun kadang masih juga disapa oleh sang LDR biang galau ini. Misalnya sang suami tiba-tiba dapat tugas keluar kota, atau sang istri lagi pengen liburan bareng teman-teman sosialitanya...

Iya, LDR bisa menyapa siapa saja diantara kalian. Tidak peduli hubungan kalian sudah halal dan resmi, sedang dalam proses peresmian, atau bahkan yang masih belum resmi sekalipun.

Termasuk saya. Kehidupan saya juga tidak jauh-jauh dari LDR. Sejak awal, saya sudah sering ditinggal oleh pasangan saya mencari kerja dimana saja yang membuka peluang. Ikut tes di sini, di sana, di situ dan saya ditinggal. Bahkan setelah mendapatkan pekerjaan tetap, dengan tunjangan yang layak a.k.a PNS pun saya masih sering ditinggal. Yup, pasangan saya lolosnya di perwakilan kementrian di kota saya. Jadi perjalanan dinas pun menjadi makanan sehari-hari bagi kami.

Sebenarnya sering kesal dan galau sih, keseringan ditinggal. Tapi kalo ingat nanti pas dia pulang saya bisa beli ini-itu, rasa kesal dan galau itu dibuang jauh-jauh deh. Hehehe *cewek matre ke laut aje*

Lalu, agar LDR ini bebas galau, saya sebenarnya berniat menjadikannya semacam petualangan gitu.. Jadi, setiap kali dia pergi dinas, sebulan, atau dua bulan gitu, saya maunya lost contact saja sekalian. Jadinya kan kita bisa nebak-nebak nih, dia lagi apa, dia rindu ga sih, dia nakal ga sih, segala pertanyaan harap-harap cemas deh. Oke, mungkin kedengarannya aneh ya, Tapi poin saya di sini adalah, dengan tidak saling tau kabar dan kegiatan masing-masing, kita berdua bisa saling menjaga diri loh. Intinya, saya tidak mau dia melakukan hal-hal yang tidak saya inginkan, maka sebaliknya, saya juga tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak dia inginkan. Simpel kan????

Sayangnya, ide *yang menurut saya* brilliant ini ditolak mentah-mentah oleh pasangan. Kata dia "saya ini jauh ya, kamu mau bunuh saya pelan-pelan kalo saya tidak tau kabar kamu bagaimana?"
Iya kata-kata itu so sweet dan flattering sekali ya... Saya jadi meninjau ulang ide saya itu. Apakah memang ingin menjadikan kasus LDR kami menjadi semacam petualangan, ataukah saya hanya sekedar berharap dia mengucapkan kalimat itu... Entahlah, saya sendiri pun mulai ambigu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar